Hina Profesi Wartawan, Guru SMK di Muara Enim Minta Maaf

Sejumlah wartawan dan LSM mendatangi SMKN 2 Muara Enim, menuntut permintaan maaf dan klarifikasi pernyataan Huzairin yang dinilai telah menghina profesi wartawan.

PALUGADANEWS.COM, MUARA ENIM — Seorang guru SMKN 2 Muara Enim, Huzairin, meminta maaf kepada wartawan di Kabupaten Muara Enim.

Permintaan maaf tersebut terkait ucapan dia yang disampaikan di hadapan 92 kepala sekolah SD pada kegiatan sosialisasi penerimaan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat di ruang rapat Kantor Diknas Muara Enim, Senin (10/4/2017) lalu.

Huzairin yang juga ketua tim pengelolaan uang dari Dana DAK dan bertindak sebagai narasumber, mengingatkan para kepala sekolah agar berhati-hati dengan wartawan dan LSM, kedua profesi tersebut biasanya memeras kepala sekolah.

Tidak sampai disitu saja, Huzairin juga mengatakan wartawan kerap menjadikan kepala sekolah sebagai ATM. Kalau tidak dihargai, mereka akan memberitakan di halaman depan karena mereka itu semut gatal.

BERITA LAINNYA:

Ucapan Huzairi tersebut didengar salah seorang wartawan, Khailani, yang tengah meliput kegiatan tersebut. Karena dianggap pernyataanya kurang pantas dan merendahkan profesi wartawan, Khailani akhirnya melaporkan hal itu ke PWI Muara Enim, Komunitas Jurnalis Muara Enim, dan sejumlah LSM di Muara Enim.

Sekitar 30 orang wartawan dan LSM pun langsung mendatangi SMKN 2 Muara Enim, Selasa (11/4/2017), meminta klarifikasi pernyataan oknum guru tersebut.

Dihadapan para wartawan, Huzairin menjelaskan permasalahan tersebut dan langsung menyampaikan permohonan maaf atas kekhilafan dirinya.

“Itu kekeliruan saya. Saya pernah didatangi oleh oknum wartawan dan LSM yang mengaku-aku, tetapi mereka tidak memiliki badan hukum yang jelas sehingga saya waktu itu keceplosan melontarkan kata-kata tersebut. Untuk itu, saya mohon maaf atas kekeliruan yang saya buat,” ujarnya.

Ketua PWI Kabupaten Muara Enim, Andi Candra, menyayangkan pernyataan oknum Guru SMKN 2 Muara Enim. Menurut Andi ucapan tersebut telah menyinggung perasaan insan pers, khususnya para wartawan yang tergabung dalam organisasi PWI Kabupaten Muara Enim.

“Seolah-olah, profesi wartawan menjadi ganjalan dari pihak dikbud atau pihak penyelenggara sekolah untuk merealisasikan program pembangunan sekolah. Ini yang kami sangat sesalkan, padahal jelas profesi wartawan memiliki tugas sebagai sosial kontrol terhadap pelaksanaan pembangunan dan pendidikan,” kata Andi.

Andi menegaskan, selain permohonan maaf Huzairin harus disampaikan kembali pada forum yang sama dengan menghadirkan 92 kepala sekolah dasar, PWI juga meminta Huzairi meminta maaf di seluruh media yang ada di Kabupaten Muara Enim dalam waktu yang secepatnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 2 Muara Enim, Burhanudin, mengatakan sebagai instansi pengelola sekolah, dirinya juga minta meminta maaf atas kelacangan pernyataan guru sekolah mereka.

“Saya berharap agar masalah ini tidak mengganggu hubungan baik antara wartawan dan LSM dengan SMKN 2 Muara Enim yang terbina baik selama ini,” pintanya.

Ditambahkan Burhanudin, pihaknya akan segera mengundang 92 orang kepala sekolah SD yang mengikuti sosialisasi tersebut untuk menyampaikan permohonan maaf dari Huzairin .

“Nanti kami akan meminta izin dulu dengan Kepala Dikbud Kabupaten Muara Enim melalui Kepala Bidang pendidikan dasar, untuk mengundang kembali 92 kepala sekolah dasar tersebut dan menyatakan permohonan maaf dari saudara Huzairin. Kami juga akan mengundang wartawan dan LSM untuk menyaksikannya langsung,” tambah Burhanudin.