Sempat Jatuh Bangun, Kini Panen Nanas di Suban Berlimpah

Setelah sebelumnya sempat jatuh bangun, kini produksi nanas petani di Suban berlimpah.

PALUGADANEWS.com, MUARA ENIM – Rasa haru tak bisa disembunyikan oleh Mulyanto saat melihat hamparan kebun dengan ribuan nanas yang siap diangkut dengan truk dikirim hingga ke Pulau Jawa.

Senyum Mulyanto tak bisa ditahan melihat kesuksesan panen nanas kali ini. Mengingat selama 3 tahun belakangan, ia dan para petani di Desa Suban Baru, Kecamatan Kelakar, Kabupaten Muara Enim sempat putus asa akibat panen yang terus gagal karena berbagai kendala.

Baca Juga:

Namun, para petani ini tak kenal rasa menyerah. Mereka terus berjuang dengan kemampuan seadanya untuk mengatasi kendala mulai dari kekurangan modal, keterbatasan lahan, kekurangan bibit, sampai kelangkaan pupuk. Benar-benar masa sulit bagi para petani di desa tersebut saat itu.

Terutama masalah permodalan, yang menjadi kunci agar para petani bisa mengolah lahan mereka lebih produktif. Alhasil, produksi tidak optimal dan hasil penjualan hanya bisa digunakan untuk menutup ongkos bercocok tanam dan sedikit sisa untuk cukupi kebutuhan sehari-hari.

Hingga akhirnya, Kelompok Makmur Tani mendapat bantuan dan dampingan dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

“Kelompokkami, Makmur Tani yang beranggotakan 10 orang mendapatkan suntikan dana dari CSR PTBA untuk permodalan dalam mengembangkan usaha nanas,” ujar Mulyanto.

Setelah mendapat binaan CSR PTBA, satu per satu permasalahan mulai dari sulitnya membuka lahan, mencari bibit yang unggul, hingga biaya membeli pupuk yang berkualitas mulai teratasi.

Kini, hasil nanas yang dihasilkan Kelompok Makmur Tani mampu berproduksi sesuai target dan menghasilkan nanas yang super, manis dan tidak mudah busuk sehingga bisa berkompetisi mengisi pasaran buah nanas.

“Alhamdulillah, kini buah nanas Suban Baru bisa dijual ke pasar lokal, Lahat, Baturaja, Palembang, Bengkulu hingga dijual ke Pulau Jawa,” ucap Mulyanto.

Salah seorang petani nanas lainnya, Antoni, juga merasa bahagia dan senang atas capaian Kelompok Makmur Tani saat ini.

Menurut dia, sebelum ada bantuan CSR PTBA panen nanas tidak bisa optimal. Bahkan dalam setahun bisa dibilang tidak panen karena jumlah yang dihasilkan tidak sebanding dengan biaya operasional.

Kini setelah ada suntikan modal dan binaan CSR PTBA, di lahan seluas 1,5 hektar lebih dalam setahun para petani ini bisa panen 4 bulan sekali.

“Tidak ada lagi kami dengar petani sulit membuka lahan dan tidak bisa membeli bibit dan pupuk jenis urea maupun NPK,” ujar Antoni.

Dengan hasil mencapai Rp 25 juta hingga Rp 30 juta setiap panen per 4 bulan dengan harga jual nanas Rp 3.500 per buah.

Sementara itu, Asmen kemitraan CSR sekaligus pembina petani nanas, Listati mengatakan bantuan mitra CSR ini merupakan salah satu wujud kontribusi PTBA untuk kemajuan masyarakat.

“Semoga bisa bermanfaat dan nantinya setelah benar – benar mandiri, Makmur Tani bisa tetap berkembang pesat bahkan tidak hanya panen nanas saja tetapi juga hilirisasi nanas hingga menjadi berbagai produk nanas,” kata Listati.