Warga Bantah Aksi di Kantor Gubernur Sumsel Mewakili Mereka

Truk batu bara tabrak rumah warga di Desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul.

“Banyak mudaratnya batu bara melintas di jalan umum, kalau ada orang mengatas namakan rakyat itu bukan dari masyarakat tapi sekelompok orang saja yang setuju angkutan batu bara melintas di jalan umum,”

PALUGADANEWS.COM, MUARA ENIM — Sejumlah warga di Kota Muara Enim dan Prabumulih membantah  aksi di halaman kantor Gubernur Sumatera Selatan pada Rabu, 21 November 2018 kemarin, sebagai perwakilan masyarakat di daerah tersebut.

Aksi yang mengatas namakan warga tersebut, digelar sejumlah pihak terkait larangan truk batu bara melintas di jalan umum yang dikeluarkan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mulai 8 November 2018 lalu.

Berita Lain:

Eligus (40) warga Kelurahan Air Lintang, Kabupaten Muara Enim, mengatakan aksi yang digelar di halaman kantor Gubernur Sumsel tersebut bukanlah mewakili masyarakat yang daerahnya dilintasi oleh angkutan batu bara.

Menurut dia, aksi tersebut disiapkan oleh oknum pengusaha dan transportir angkutan batu bara.

“Kami masyarakat sangat mendukung kebijakan gubernur menghentikan angkutan batu bara melintas di jalan umum terkhusus  di wilayah Kabupaten Muara Enim. Jadi jika  ada sekelompok orang  mengatasi namakan  masyarakat melakukan aksi unjuk rasa di kantor gubernur itu bukan dari masyarakat, melainkan oknum  yang dimanfaatkan pengusaha dan transportir angkutan batu bara,” kata  Eligus, seorang guru SMP di Ujanmas, Muara  Enim, Rabu (19/11/2018).

Hal senada juga dikatakan Manto, warga Desa Muara Gula Lama, Kecamatan Ujanmas, Kabupaten Muara Enim, aksi itu  hanyalah segelintir orang saja yang bukan merupakan perwakilan dari masyarakat.

“Banyak mudaratnya batu bara melintas di jalan umum, kalau ada orang mengatas namakan rakyat itu bukan dari masyarakat tapi sekelompok orang saja yang setuju angkutan batu bara melintas di jalan umum,” ujar Manto.

Dino (30) warga Prabumulih, yang berprofesi sebagai sopir travel juga mengeluhkan hal yang sama dan berharap Gubernur Sumsel tidak mengizinkan kembali truk angkutan batu bara melintas di jalan umum.

“Kita menolak jika dengan adanya aksi ini nantinya angkutan batu bara kembali melintas di jalan umum, karena yang melakukan aksi demo ini bukanlah perwakilan dari masyarakat, namun orang-orang suruhan dari pengusaha batubara dan transportirnya,” ucap Dino.

Sementara itu, Andi Candra Ketua Insan Muda Serasan (IMS) yang juga ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Muara Enim meminta kepada Gubernur Sumsel agar tidak mengindahkan aksi tersebut.

“Armada angkutan batu bara tidak boleh melintas di jalan umum, hal itu sesuai dengan UU Pertambangan yaitu angkutan tambang harus melintas melalui jalan khusus. Nah di Sumatera Selatan sudah ada jalan khusus batu bara yaitu jalan Servo. Jadi semuanya harus melintas melalui jalan itu,” kata Andi.

Dikatakan Andi,  jika ada desakan dari pihak tertentu terhadap Gubernur Sumatera Selatan, masyarakat siap berada di garda terdepan mendukung pelarangan angkutan batu bara melintas di jalan umum.

“Gubernur tidak usah takut dengan adanya aksi segelintir orang yang mengatas namakan masyarakat dan yakinlah kita masyarakat yang wilayahnya dilintasi angkutan batu bara akan berada di garda terdepan mendukung kebijakan gubernur menyetop angkutan batu bara,” tegas Andi.