Virus Corona dari Cina Diduga Menular Antar Manusia

(Foto: Ilustrasi).

PALUGADANEWS.com, JAKARTA – Sampai dengan 21 Januari sudah 218 orang warga Cina tertular Novel Corona Virus atau  nCoV, dengan 4 kematian. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan hal ini menjadi perhatian serius pemerintah.

”Ini menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah, bukan hanya pemerintah Indonesia tapi juga WHO,” kata dia dilansir dari laman kemenkes, Kamis (23/1/2020).

Baca Juga:

Menurut Agung, Kemenkes telah mengundang berbagai pihak termasuk WHO untuk menyiapkan sekaligus mengantisipasi penyebaran nCoV yang ada di Cina. Hingga berita ini publikasikan, kata dia, WHO belum mengambil keputusan tingkat kewaspadaan seperti apa.

”Tetapi ada informasi dari WHO bahwa besok Sekjen PBB akan mengundang berbagai pihak yang berkaitan dengan hal ini untuk menentukan langkah lebih lanjut dari kebijakan di bidang kesehatan oleh WHO,” kata dr. Anung.

Karakteristik nCoV mirip virus yang memicu Sindrom Pernapasan Akut Berat, atau SARS.

Terkait hal tersebut, Kemenkes sudah mengaktifkan kembali 100 RS rujukan Flu Burung yang sudah ada SK Menkes nomor 414 tahun 2007, melalui surat dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, pada 7 januari 2020 untuk mengupdate kemampuan, logistik, Standar Operasional Prosedur yang ada untuk mengantisipasi hal-hal yang berkaitan dengan kasus nCoV.

”Kami juga meminta kepada teman-teman di RS Infeksi Sulianti Saroso untuk mengecek kesiapan dan sebagainya, dan telah dikonfirmasi bahwa mereka sudah siap sarana prasarana sebagai RS rujukan infeksi nasional. RS Sulianti Saroso juga akan mengadakan webinar ke 100 RS rujukan dan tadi saya meminta ke temen-temen Dirjen Yankes agar melibatkan RS swasta sebagai bagian dari penanganan bila terjadi sesuatu,” ucap dia.

Saat ini, lanjut dia, setiap hari kurang lebih 30 penerbangan dari Cina baik penerbangan langsung maupun transit. Jumlah penumpang antara 4.500 hingga 6.000.

”Intinya kami menyiapkan segala hal dan menginventarisasi segala kesiapan di bidang kesehatan sebagai kesiapan Indonesia mencegah nCoV,” lanjutnya.

Selain itu, Kemenkes melalui Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat bersama Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menyediakan media komunikasi baik secara substantif gejala atau tanda yang perlu diketahui oleh masyarakat.