Sering Tergenang Air, Hasil Sawit Petani Berkurang

Kebun sawit warga di Desa Tirta Mulya, Kecamatan Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin Sering tergenang Air, Hasil Sawit Petani Berkurang

PALUGADANEWS.com, BANYUASIN – Warga Desa Tirta Mulya, Kecamatan Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin empat tahun terakhir ini mengeluhkan saluran primer di desa mereka tidak dapat berfungsi normal.

Banyaknya lumpur dan tebalnya rerumputan yang menutupi saluran membuat air tidak dapat mengalir. Bahkan, saat musim hujan mulai dari permukiman warga hingga lahan pertanian sering terendam banjir.

Pendangkalan saluran ini tidak hanya meresahkan warga di satu desa melainkan beberapa desa juga ikut terdampak. Mulai dari hasil pertanian hingga kondisi jalan yang cepat rusak karena tergenang air.

Widodo warga Desa Tirta Mulya mengatakan, saluran primer di desa mereka terjadi dangkal sejak empat tahun terakhir. Selain itu, selama empat tahun setiap musim penghujan ataupun air meluap, permukiman penduduk dan lahan pertanian seperti kebun kelapa sawit warga pasti terendam banjir.

“Air di daerah kami ini pak jika tidak mengalir zat asamnya tinggi, apalagi sampai menggenangi lahan perkebunan sawit membuat tanaman menjadi stres, dampaknya buah kelapa sawit berkurang drastir lebih dari 50 persen setiap panen, genangan air ini juga merusak jalan di dalam desa kami, meskipun gotong royong pernah kami lakukan namun tidak membuahkan hasil tanpa dibantu alat berat,” ungkapnya, Selasa (17/11/2020) pada awak media.

Ditambahkan Widodo, aliran primer di desanya merupakan alirah induk. Setiap air yang dialirkan dari saluran skunder ke saluran primer tidak dapat mengalir normal dan tetap menggenang permukiman, akibatnya penduduk dirugikan ikut terdampak imbas, perkembangan tanaman sawit menjadi kerdil meski umurnya suda.

“Sebagai petani sawit kami mengharapkan perhatian penuh dari Pemerintah Banyuasin melalui dinas terkait, jika saluran primer ini tidak segera dibersihkan yang susahnya masyarakat, hasil perkabunan terus menurun dan ekonomi masyarakat semakin melemah,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Tirta Mulya Sulaiman mengatakan, saluran primer merupakan pembuangan akhir dari saluran skunder, dengan panjang lebih kurang 4 kilometer dan lebar 12 meter semua sudah tertutupi lumpur dan rumput, sejak 4 tahun terakhir ini air tidak dapat mengalir deras karena pembuangan pokok pengairan dangkal.

“Mulai dari lahan perkebunan sampai permukiman warga dengan luas wilayah lebih kurang 1.219 hektar pembuangan airnya di saluran primer, karena dangkal air tidak dapat mengalir normal menggenangi, permukiman sampai lahan perkebunan kelapa sawit ikut digenangi air, agar dapat meringankan beban masyarakat kami telah berupaya mengajukan normalisasi tahun lalu, namun sampai sekarang ini belum membuahkan hasil,” ujarnya.

Menurut dia, setiap air meluap masuk ke saluran primer selalu membawa lumpur, jika dibersihkan secara manual tentunya sangat sulit hal seperti ini yang masih menjadi kendala, air tidak dapat mengalir berdampak pada semua hasil kebun kelapa sawit menurun akibat terendam air.

“Kami meminta agar Dinas PU Banyuasin segera mengecek ke lapangan, karena bukan hanya Desa Tita Mulya yang terdampak, Desa Buana Murti dan beberapa desa lainnya juga mengalami hal sama karena saluran primer dangkal,” pungkasnya.