
Sejumlah pengusaha tempe dan tahu di Muara Enim dan Kota Prabumulih mengeluhkan naikny harga kedelai
PALUGADANEWS.com, MUARA ENIM – Sejumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Muara Enim dan kota Prabumulih, mengeluh akibat naiknya harga kedelai yang menjadi bahan baku utama pembuatan tempe. Selain mahal, kedelai pun langka di pasar.
Seorang pengusaha tempe di Muara Enim dan Prabumulih Yayat Rukhiyat mengatakan naiknya harga kedelai saat ini menyebabkan biaya produksi pembuatan tempe ikut naik.
Baca Juga:
- Kabar Gembira, Upah Harian Lepas Guru Honorer di Muara Enim Bakal Naik
- BPR Gerbang Serasan Diharapkan memberikan Kontribusi Terhadap Kabupaten
- Pemkab Muara Enim Bentuk Tim Pansel Sekda
- Disposal Tanah Diduga Cemari Sungai Enim, PT BAS Diprotes Warga
“Kenaikan harga kacang kedelai ini lumayan tinggi mencapai Rp 9.700 hingga Rp 10.000 per kilonya. Kta harus menambahkan modal dua kali lipat dari biasanya untuk memproduksi tahu dan tempe ini,” ungkap laki-laki asal Jawa Barat ini, Jumat (15/1/2021).
Selain mahal, kata dia, kedelai juga langkah di pasaran, sehingga mereka kesulitan untuk memproduksi tahu dan tempe.
“Sebenarnya walaupun mahal kalau barang masih ada kita masih bisa produksi. Paling harga tahu dan tempenya dinaikan atau kita kurangi ukuran hingga tetap terjangkau harganya oleh masyarakat,” urainya.
Yayat meminta kepada pemerintah dapat mencarikan solusi terkait mahal dan langkanya kedelai di pasaran.
“Harapan kita kepada pemerintah untuk melakukan penanganan secepatnya terkait mahalnya kedelai ini. Mungkin dilakukan operasi pasar maupun mengimpor kedelai hingga tidak menyebabkan matinya UMKM dan pengusaha tahu tempe yang ada di Inonesia,” harapnya.