Tim Verifikasi Proklim Kunjungi Desa Binaan Pertamina EP Asset 2 Limau Field

Tim Proklim mengunjungi desa binaan Pertamina EP Asset 2 Limau Field di Desa Air Talas, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim.

PALUGADANEWS.com, MUARA ENIM – Tim Verifikasi Program Kampung Iklim (ProKlim) Kementerian Lingkungan Hidup, Jumat (18/09/2020), mengunjungi desa binaan Pertamina EP Asset 2 Limau Field di Desa Air Talas, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim.

Desa Air Talas dinilai telah mampu meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta penurunan emisi gas rumah kaca.

Baca Juga:

Tim Proklim yang mengunjungi Desa Air Talas yaitu dari Balai Pencegahan Perubahan Iklim dan Karhutla KLHK RI, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Prov Sumsel, dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Muara Enim.

Kedatangan Tim Verifikasi Proklim disambut jajaran Pemerintah Desa Air Talas dan managemen PT Pertamina EP Asset 2 Limau Field. Turut hadir Sekcam Rambang Niru, Kepala BP3K Rambang Dangku, Babinkabtibmas dan Babinsa.

Limau Field Manager M Nur melalui Limau CSR Staff Wawan Hendrawan mengatakan, Desa Air Talas, kata Wawan, berada diwilayah kerja Pertamina EP Asset 2 Limau Field memang menjadi salah satu desa binaan Corporate Social Responsibility (CSR) Limau Field.

Kegiatan CSR, kata dia, merupakan wujud komitmen tanggungjawab sosial Pertamina EP terhadap masyarakat yang berada dilingkungan sekitar perusahaan.

“Program CSR yang dilaksanakan di desa ini berbasis pemberdayaan masyarakat dan berorientasi terhadap lingkungan,” terangnya.

Wawan berharap, program pemberdayaan yang dilakukan selama ini, salah satunya melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis ketahanan terhadap dampak perubahan iklim yang terjadi secara global, diharapkan bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat.

“Kita akan terus berupaya memberikan pembinaan dan mengajak masyarakat Desa Air Talas untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan serta sadar bahwa perubahan iklim itu ada. Oleh karena itu, aksi adaptasi dan mitigasi ini wajib dilakukan,” terang Wawan.